Apa itu Database? Pengertian, Fungsi dan Jenisnya

Di era digital seperti sekarang, hampir semua orang menggunakan perangkat komunikasi seperti smartphone, komputer, laptop, dan perangkat lainnya. Dalam perangkat tersebut, kita seringkali mengakses berbagai aplikasi, baik secara online maupun offline.

Namun, tahukah kamu proses yang terjadi di balik layar? Terdapat sistem yang berperan sebagai tempat penyimpanan data, yang biasa disebut sebagai database.

Dalam artikel ini, PapiTekno akan membahas apa itu database, sejarah, fungsi dan jenisnya. Yuk simak sampai habis!

Apa itu Database?

Database adalah kumpulan data yang tersusun dan saling terhubung agar proses pengelolaannya menjadi lebih mudah. Sederhananya, database atau basis data adalah sekumpulan informasi atau data yang tersimpan secara sistematis.

Penggunaan database memungkinkan pengumpulan informasi, data, atau file dalam perangkat bisa terjadi secara terpadu dan terintegrasi. Database berperan penting dalam mewujudkan efisiensi penyimpanan dan pengelolaan data.

Contoh implementasi database bisa kita lihat dari pembuatan website. Dalam bentuknya, database berisi tabel yang terdiri dari kolom dan baris. Kolom dan baris ini nantinya akan menampung atribut dan nilai tertentu. Secara umum, database berada di perangkat komputer yang terkelola secara otomatis oleh Database Management System (DBMS).

Sejarah Database

Sejarah database bermula sekitar tahun 1960-an. Database awal ini merupakan model jaringan di mana setiap rekaman berhubungan dengan banyak rekaman primer dan sekunder. Database hirarkis juga termasuk dalam model awal ini, dimana mereka memiliki skema pohon dengan direktori root yang terhubung ke beberapa subdirektori.

Kemudian database relasional dikembangkan pada tahun 1970-an, diikuti oleh database berorientasi objek pada tahun 1980-an. Saat ini, kita menggunakan Structured Query Language (SQL), NoSQL dan database cloud.

E.F. Codd adalah orang yang menciptakan database relasional saat bekerja di IBM. Database ini menjadi standar untuk sistem database karena skema logisnya, atau cara penyusunannya. Penggunaan skema logis ini memisahkan database relasional dari penyimpanan fisik.

Dengan kombinasi database relasional dan pertumbuhan internet yang dimulai pada pertengahan tahun 1990-an, menyebabkan proliferasi database. Banyak aplikasi bisnis dan konsumen mengandalkan database.

Fungsi Database

Fungsi utama database adalah untuk menyimpan data secara terstruktur dan terorganisir. Namun, database juga mempunyai beberapa fungsi lain, antara lain:

1. Mencegah Duplikasi Data

Database berfungsi untuk mencegah terjadinya penumpukan data yang sama. Database Management System (DBMS) dapat diatur sedemikian rupa untuk bisa mendeteksi data duplikat saat dimasukkan, yang nantinya akan memberikan peringatan kepada pengelola database terhadap duplikasi tersebut.

2. Sentralisasi Data

Database dapat membantu pengumpulan semua data tersentralisasi, dibandingkan data tersebar di berbagai lokasi penyimpanan. Hal ini akan membuat monitoring terhadap data menjadi lebih mudah dan efisien.

3. Menghemat Biaya

Karena database bisa menempatkan data dalam satu tempat, tentu saja hal ini akan mengurangi biaya untuk kebutuhan ruang penyimpanan tambahan. Dengan database, kita hanya memerlukan satu server, namun dapat melayani berbagai kebutuhan data.

4. Dapat Diakses oleh Banyak Pengguna

Database akan mengumpulkan semua data yang ada dalam suatu sistem, dan kita tidak perlu repot-repot untuk membagikan aksesnya kepada setiap pengguna. Setiap pengguna yang memiliki izin, dapat mengakses database tersebut dari mana saja.

5. Memudahkan Identifikasi Data

Database memungkinkan kita untuk mengelompokkan atau melakukan filter data dengan mudah, sehingga informasi dapat disampaikan dengan cepat sesuai kategori yang sudah dibuat sebelumnya. Misalnya saat kamu mencari data tentang “software”, kamu bisa langsung pergi ke kategori “komputer”.

6. Meningkatkan Keamanan Data

Jika kita menyimpan sebuah data pada brankas, tentu saja kita membutuhkan banyak kunci untuk membukanya. Berbeda dengan database, database hanya memerlukan satu kunci saja, namun memiliki sistem keamanan yang berlapis.

Jenis-Jenis Database

Jenis-Jenis Database

Setelah mengetahui pengertian database dan fungsinya, selanjutnya kita akan membahas berbagai jenis database. Pada dasarnya, database terbagi menjadi 5 jenis, yaitu:

1. Operasional Database

Operasional database adalah jenis database yang berfungsi untuk mengelola dan menyimpan data operasional secara real time. Database ini memiliki tingkat fleksibilitas yang sangat tinggi. Kamu dapat menyunting, menghapus, atau menambahkan data dengan cepat dan langsung.

Biasanya perusahaan menggunakan operasional database menyimpan data operasional. Misalnya data karyawan yang mencakup nama karyawan, informasi gaji, dan data pelanggan, dsb.

Berikut adalah contoh dari operasional database:

  • JSON: JavaScript Object Notation (JSON) adalah format file yang memanfaatkan teks untuk transfer data. JSON merupakan format umum yang digunakan untuk pertukaran data cepat antara web browser dan web server. Sinkronisasi data juga dapat dilakukan secara real-time.
  • XML: Extensible Markup Language (XML) adalah bahasa markup yang menetapkan aturan untuk merancang dokumen yang dapat dibaca oleh manusia dan komputer. Pengguna juga dapat melakukan sinkronisasi data secara real-time.

2.Database Warehouse

Database Warehouse adalah sistem basis data yang umumnya digunakan untuk analisis dan pelaporan data. Jenis database ini memiliki peran penting sebagai gudang sentral untuk menyimpan data yang terintegrasi, baik daru satu atau lebih sumber data yang berbeda.

Database warehouse juga berfungsi untuk menyimpan data aktual serta data historis dalam satu tempat, yang digunakan untuk pembuatan laporan analitik.

Berikut ini adalah contoh dari database warehouse:

  • Microsoft SQL Server: Microsoft SQL Server merupakan sistem database yang telah dikembangkan oleh Microsoft. Sistem ini memiliki peran penting sebagai server database, bertugas menyimpan dan mengambil data sebagaimana yang diminta oleh berbagai aplikasi lain. Hal ini memungkinkan sistem tersebut dapat beroperasi baik pada komputer yang sama atau melalui jaringan internet pada perangkat lainnya.

3. Distributed Database

Distributed Database merupakan suatu bentuk penyimpanan data di mana data dikumpulkan pada berbagai lokasi fisik yang berbeda, namun semuanya diatur dan disatukan dalam satu pusat utama, seperti dalam suatu Data Center.

Meskipun database ini memiliki data yang tersebar di berbagai tempat yang berbeda secara fisik, namun tempat tersebut masih saling terhubung melalui jaringan komputer. Database ini seringkali digunakan oleh perusahaan yang memiliki kebutuhan menjaga kerahasiaan data dengan ketat.

Berikut merupakan contoh dari distributed database:

  • Microsoft Access (Office): Microsoft Access memungkinkan kita bisa mengimpor atau mengaitkan secara langsung data kamu dari satu database ke database yang lain. Alasan utama Microsoft Access menjadi pilihan yang baik untuk distributed database adalah karena database ini tidak memerlukan server database yang selalu aktif untuk penyimpanan file-nya. Sehingga, file-file tersebut bisa dengan mudah dipindahkan atau dibawa ke mana saja, memberikan fleksibilitas yang tinggi dalam pengaturan distributed database.

4. Relational Database

Relational Database adalah jenis database yang paling umum digunakan saat ini. Disebut sebagai relational karena data tersimpan dalam berbagai tabel yang saling berhubungan, sehingga membentuk relasi antara tabel-tabel tersebut.

Jenis database ini cocok untuk bermacam-macam kebutuhan, mulai dari pelacakan inventaris, pemrosesan transaksi penjualan, hingga pengelolaan informasi pelanggan.

Berikut beberapa contoh relational database:

  • MySQL: MySQL adalah salah satu database yang sangat populer untuk berbagai keperluan seperti penyimpanan data, mengelola transaksi e-commerce, pencatatan data, dan juga database untuk website.
  • PostgreSQL: PostgreSQL adalah sistem manajemen database yang memiliki kemampuan untuk mengolah data yang lebih kompleks, sehingga sering digunakan pada web apps, mobile apps, dan analytic apps.
  • MariaDB: MariaDB adalah sistem manajemen database yang open source dan dilengkapi dengan banyak fitur, sambil tetap mempertahankan kompatibilitasnya dengan MySQL.
  • MongoDB: Meski MongoDB termasuk dalam database NoSQL, database ini bisa digunakan oleh developer untuk mengembangkan berbagai aplikasi dan website yang dapat diskalakan (scalable).
  • Oracle Database: Sistem Oracle menggunakan struktur memori server-side yang disebut sistem area global untuk menyimpan cache, perintah SQL, dan informasi pengguna.
  • SAP HANA: SAP HANA berfungsi utama sebagai database server yang menyimpan dan mengambil data sesuai permintaan aplikasi, serta mampu melakukan analisis lanjutan seperti analisis prediksi, pemrosesan data spasial, analisis teks, dan lainnya.
  • IBM Db2: IBM Db2 merupakan sistem yang mendukung fitur relasional dan non-relasional seperti JSON dan XML, yang dibuat untuk produk DB2 pada setiap sistem operasi utama.
  • MemSQL: MemSQL adalah sistem manajemen basis data SQL yang terdistribusi dan in-memory, yang berfungsi untuk mengompilasi SQL ke dalam kode mesin melalui proses pembuatan kode.
  • Interbase: Interbase memiliki ukuran yang kecil, persyaratan administrasi yang minim, dan arsitektur multi-generasi, sehingga kompatibel dengan sistem operasi Windows, macOS, Linux, Solaris, iOS, dan Android.
  • Firebird: Firebird adalah sistem SQL open source yang berfungsi di sistem operasi Mac OS X, Windows, Linux, dan sistem operasi lainnya yang unik.

5. End-User Database

End-User Database merujuk pada semua data yang dapat diakses, dikelola, dan dikembangkan oleh pengguna. Artinya, pengguna akhir lah yang berinteraksi langsung dengan database tersebut.

Data yang telah berinteraksi dengan pengguna akhir biasanya merupakan data siap pakai, seperti dokumen, spreadsheet, dan lainnya.

Berikut adalah contoh dari database pengguna akhir:

  • SQLite: SQLite berbeda dengan sistem lainnya karena bukanlah mesin database client-server. SQLite justru terintegrasi langsung dalam program pengguna akhir, sehingga sangat cocok untuk mendukung penyimpanan data pengguna akhir (end-user).

Demikianlah penjelasan mengenai pengertian database, sejarah, fungsi dan jenisnya. Semoga artikel ini dapat bermanfaat untuk kamu.

Tinggalkan komentar