Ketika kita ingin mengakses sebuah website, langkah pertama yang biasa kita lakukan adalah mengetikan alamat situs (domain) tersebut ke dalam kolom URL browser kita. Kemudian hanya dalam beberapa detik saja, website yang kita tuju akan langsung menampilkan isi kontennya.
Tanpa kita sadari, sebenarnya proses membuka website tersebut sebenarnya melibatkan pemanggilan alamat IP pada situs tujuan kita. Contohnya jika kamu ingin membuka website PapiTekno.com, maka alamat IP yang terpanggil adalah 83.136.216.185.
Alamat IP adalah serangkaian nomor pada perangkat komputer yang memungkinkan mereka saling berhubungan dan berkomunikasi dalam jaringan, serta dapat mengidentifikasi setiap website.
Lalu, kenapa browser menggunakan domain saat kita mengakses sebuah website meskipun yang terpanggil adalah IP Address? Nah, inilah fungsi dari DNS Server yang menerjemahkan alamat domain tersebut ke dalam browser yang kita gunakan.
Dalam artikel ini, kami akan membahas pengertian DNS, fungsi dan cara kerjanya secara lengkap. Yuk simak sampai habis!
Apa itu DNS?
Pengertian DNS atau Domain Name System adalah sebuah sistem yang menjembatani Uniform Resource Locator (URL) dengan Internet Protocol Address (IP Address).
Sebelum adanya DNS Server, kita harus menulis alamat IP Address secara manual untuk mengakses sebuah website. Hal ini tentu saja sangat merepotkan, karena kita harus memiliki daftar IP address dari semua website yang ingin kita akses.
Karena alasan tersebut, tercipta lah sebuah sistem yang bernama DNS ini. DNS menyederhanakan setiap proses tersebut, sehingga kita bisa mengakses sebuah website hanya dengan menggunakan nama domain pada browser kita.
Contohnya ketika kamu mengunjungi Google, kamu tidak perlu mengetikan alamat 172.217.0.142 ke dalam address bar browser. Kamu hanya perlu mengetikkan alamat Google.com, dan DNS yang akan melakukan pemanggilan IP tersebut untuk kamu.
Fungsi DNS
Pada dasarnya, fungsi utama DNS server adalah untuk menerjemahkan alamat IP menjadi nama domain. Namun, jika ingin membahas lebih dalam, terdapat beberapa fungsi DNS, yaitu:
- Mengidentifikasi alamat perangkat dalam jaringan.
- Menyediakan alamat IP Address untuk setiap host.
- Meminta informasi IP Address sebuah website berdasarkan nama domainnya.
- Mengkonversi hostname menjadi IP Address, dan sebaliknya.
- Menemukan data yang sesuai di database server untuk ditampilkan pada browser pengguna.
- Melakukan pencatatan mail server dan menemukan server yang tepat untuk pengiriman email.
- Mendistribusikan lalu lintas website secara seimbang di antara beberapa server dengan alamat IP sama
- Memberikan beberapa alternatif nama host untuk alamat IP yang sama.
- Mengalihkan lalu lintas pengguna dari lokasi tertentu ke lokasi server terdekat untuk meningkatkan kecepatan respons dan mengurangi latency.
Cara Kerja DNS
DNS bekerja melalui beberapa tahapan menggunakan beberapa metode yang dikenal sebagai DNS lookup atau resolution. Misalnya saat kamu ingin membuka website PapiTekno, kamu mengetikan nama domain papitekno.com pada address bar browser kamu. Nah, di sini kamu sedang melakukan proses DNS Request (Permintaan DNS).
Kemudian komputer kamu akan memeriksa penyimpanan lokal untuk mencari apakah terdapat record untuk domain tersebut. DNS record merupakan alamat IP yang terkait dengan FQDN.
Setelah itu, komputer akan mencari dalam file host dan cache. File host adalah file teks sederhana yang mengarahkan nama host ke alamat IP dalam sistem operasi, sedangkan cache adalah data sementara yang tersimpan dalam hardware atau software.
IP Address terkait untuk layanan ini biasanya terletak di dalam cache browser atau cache ISP (penyedia layanan internet) kamu. Namun, jika tidak ada IP Address yang sesuai, maka proses ini akan dilanjutkan ke langkah berikutnya. Untuk lebih jelasnya akan kami bahas dalam bagian-bagian DNS, sebagai berikut.
1. DNS Resolver
DNS Resolver atau DNS Recursive Resolver berperan sebagai penghubung utama antara komputer kamu dan DNS server lainnya. Tugas utamanya yaitu untuk meneruskan permintaan pengguna ke DNS server lain dan mengirimkannya kembali setelah permintaan tersebut terpenuhi.
Ketika permintaan diterima, DNS recursive resolver akan pertama-tama melakukan pengecekan cache untuk mencari alamat IP domain yang kamu akses. Jika ditemukan, maka permintaan terpenuhi dan website yang kamu kunjungi akan dapat diakses.
Namun, jika cache tidak menampung informasi yang dicari, DNS resolver akan mengirimkan permintaan ke DNS server selanjutnya, yaitu root name server.
2. Root Nameserver
Root Nameserver atau yang juga dikenal sebagai root DNS server, merupakan perangkat tertinggi dalam urutan kerja DNS. Fungsinya dapat kamu analogikan seperti ruang arsip.
Tidak seperti server lainnya yang menyimpan dan menghubungkan alamat IP dengan nama domain, root name server berfungsi untuk mengarahkan permintaan ke tempat yang tepat.
Setelah menerima permintaan dari recursive DNS resolver, root name server akan memverifikasi TLD milik domain yang kamu buka. Kemudian, root name server akan mengarahkan recursive resolver ke nameserver TLD yang sesuai.
3. TLD Nameserver
TLD Nameserver adalah DNS server bertugas untuk menyimpan dan mengatur informasi domain yang menggunakan TLD (Top-level Domain) tertentu. Kamu bisa melihat TLD pada bagian akhir domain, misalnya .com, .org dan .net,
Sebagai ilustrasi, jika kamu ingin membuka situs PapiTekno.com, maka root name server akan mengarahkan recursive resolver ke name server .com. Selanjutnya, nameserver TLD tersebut akan menginformasikan kepada resolver lokasi alamat IP yang sesuai pada authoritative name server.
4. Authoritative Nameserver
Authoritative Nameserver atau authoritative DNS server merupakan server terakhir dalam proses resolusi DNS. Server ini menyimpan semua informasi yang terkait dengan domain yang kamu kunjungi, termasuk alamat IP.
Recursive resolver kemudian akan mendapatkan alamat IP milik domain yang kamu buka, dan mengirimkannya kembali ke komputer kamu untuk membuka website yang kamu akses.
Setelah itu, resolver akan melakukan DNS caching, yaitu menyimpan alamat IP yang diperoleh dari authoritative name server sebagai data cache. Sehingga, ketika kamu membuka website yang sama pada waktu berikutnya, proses aksesnya bisa lebih cepat karena record bisa diambil langsung dari cache.
Keunggulan DNS Server
Lalu apa saja kelebihan atau keunggulan DNS?
1. Mudah Diingat
Keunggulan utama dari DNS adalah memberikan kemudahan dalam mengakses website tanpa perlu menuliskan alamat IP. Kamu hanya perlu mengetikkan nama domain yang nantinya akan teralihkan ke website tersebut.
Coba kamu bayangkan jika kita harus mengingat urutan angka IP yang sangat rumit hanya untuk mengakses satu website. Bagaimana jika kita harus mengakses website lain? Tentu saja hal itu sangat merepotkan bukan?
2. Mudah Dikonfigurasi
Kelebihan lainnya adalah mudah untuk dikonfigurasi. Apabila terdapat masalah dengan alamat IP yang kamu gunakan, kamu dapat menggantinya dengan alamat IP yang berbeda berkat adanya DNS. Kamu hanya perlu melakukan pembaruan data dengan mencocokan DNS dan alamat IP.
3. Lebih Aman
Berkat adanya DNS, semua aktivitas transfer data online akan dilakukan melalui server DNS yang keamanannya terjaga. Sistem DNS mampu memblokir usaha hacking oleh individu yang tidak bertanggung jawab. Sehingga, website kamu akan lebih terlindungi dan terhindar dari serangan hacker.
Jenis-Jenis DNS Records
DNS Records adalah sebuah instruksi yang dibuat dan tersimpan di dalam server DNS, yang dikenal dengan sebutan Zone File. Informasi ini akan menyampaikan detail vital yang berkaitan dengan domain dan nama host.
Informasi ini juga membantu server DNS memandu query ke destinasi yang ditentukan. Berikut ini beberapa tipe DNS Records yang biasanya ditemui:
- A (Address) record: Menyimpan informasi tentang hostname. Umumnya digunakan untuk memetakan Fully Qualified Domain Name (FQDN) ke alamat IPv4 dan bertindak sebagai penerjemah dengan mengkonversi nama domain menjadi alamat IP.
- AAAA (Quad A): Menyimpan informasi hostname dan hubungannya dengan alamat IPv6.
- CNAME: Canonical name atau julukan yang merujuk ke domain atau subdomain lain, namun tidak ke alamat IP. CNAME seringkali digunakan untuk melakukan pengalihan domain atau subdomain ke suatu alamat IP.
- ANAME: Tipe record yang berguna untuk merujuk domain level root ke hostname atau FQDN.
- SOA (Start of Authority): Muncul di awal dokumen DNS zone dan menyimpan informasi mengenai domain yang terkait dengan server. SOA juga merujuk ke Authoritative Name Server.
- NS (Name Server): Merupakan catatan server nama yang berfungsi untuk memetakan domain supaya diikutsertakan dalam suatu daftar server DNS.
- MX (Mail Exchange): Record yang mengidentifikasi server pembuatan email. Record ini juga digunakan dalam mencatat server SMTP agar domain dapat mengirim email satu sama lain.
- TXT (Text): Data DNS yang memberikan informasi teks ke sumber di luar domain untuk validasi email, website, verifikasi domain di search console, dan lainnya.
- SRV (Service): Record yang berisi tentang spesifikasi data DNS, seperti prioritas, nama, bobot, port, poin, dan TTL. SRV memperbolehkan layanan seperti pesan instan, atau VoIP yang diajukan untuk memisahkan host dan lokasi port.
- PTR (Pointer): PTR juga dikenal sebagai RDNS atau DNS balik. Bagian ini adalah kebalikan dari A record, PTR mengarahkan IP menjadi suatu domain atau hostname.
Itulah pembahasan mengenai apa itu DNS, fungsi dan cara kerjanya. Dengan adanya DNS, kita tidak perlu menggunakan IP address untuk mengakses sebuah website. Sangat membantu bukan?
Hai saya Azis. Saya memiliki ketertarikan dengan komputer sejak sekolah dasar, yang membuat saya menjadi seorang blogger. Kini blogging menjadi hobi saya, semoga tulisan saya dapat bermanfaat untuk Anda. Terima kasih 🙂